Monday, March 28, 2011

HIDUP DALAM KEIKHLASAN

Dalam kehidupan, Seseorang yang tidak mengerti tentang hidup akan merasa sulit untuk menerima hidup. karena hidup harus disertai dengan pengertian dan makna hidup ini. Tuhan memberikan kita dunia beserta isinya semata adalah untuk beribadah kepada-Nya, untuk belajar berjuang mempertahankan hidup, memaknai hidup itu sendiri, bukan untuk merusak kehidupan kita sendiri.
Hidup yang Tuhan berikan adlaah untuk kita syukuri betapa nikmatnya hidup ini, kita diberi nafas untuk tetap bertahan hdup, diberi mata untuk memahami dan menikmati betapa besarnya ciptaan Tuhan, diberi pendengaran, tubuuh, hati dan pikiran semata hanya untuk beribadah kepada-Nya. Tetapi mengapa kita masih saja ingkar, masih saja angkuh dan sombong dengan hidup ini? Kadang kita merasa hidup yang kita jalani itu bukan pemberian Tuhan, kadang sebagian dari kita melupakan keterlibatan Tuhan dalam hidup kita, lupa segala sesuatu diluar diri kita, lupa dengan teman kita, suami kita, istri kita, anak kita, orang tua kita, kadang kuta berasa hidup ini hanya MILIK AKU! yang pada akhirnya kita berbuat sekehendak kita sendiri terhadap orang lain, kita menjadi merasa diri sebagai majian, sebagai raja bahkan yang lebih parahnya lagi kita menganggap diri kita sebagai TUHAN!!! sedangkan Tuhan sendiori tidak bersifat sombong, tidak bersifat angkuh. Tuhan bersifat lemah lebut! membimbing hati dan pikiran kita pada jalan yang lurus, memberi kita kemauan untuk menjadi lebih maju, memberi kita keinginan untuk mendapatkan ilmu hidup untuk bekal kita di kehidupan kita yang lain.
Pernah saya merenungi, bahkan mungkin renungan yang sangat mendasar sekali, sama seperti yang ada dalam pikiran dan hati Anda semua. Bahwa kita adalah bukan siapa-siapa, kita hadir di dunia inipun atas kehendak Tuhan. Kita tidak tahu akan kemana kita melangkah, akan dibawa kemana diri kita. Namun Tuhan memberi kita akal dan pikiran untuk menjalani hidup ini, memaknai hidup ini, dan masih banyak lagi yang mungkin Anda bisa menjabarkannya dan mengambil kesimpulan bahwa "Siapa diri kita", Arti Kehidupan", "Bersikap bagaimana terhadap semua hal diluar diri kita".
Sekarang kita masih belum bisa memaknai hidup, yang semestinya kita sudah memahaminya bila kita sering tafakur, merenungi hidup, merenungi segala ciptaan-Nya. Pernahkah kita ditanya "Siapa dirimua?" hampir semua orang menjawab dengan sebuah nama sambil menepuk dada. Bila kita merenunginya, berarti kita hanyalah sebuah nama. Dimanakah diri kita sebenarnya? apakah diri kita sebenarnya? kita hanya seonggok daging bertulang yang diberi nyawa/ ruh oleh Tuhan. Kita tidak pernah tahu siapa diri kita sebenarnya, bila kita tidak pernah mengkaji diri kita... Apalagi bila kita diberi hidup dengan segala kecukupan bahkan kelebihan dalam hidup kita, baik dalam hal harta benda ataupun kepandaian, banyak orang melupakan keterlibatan Tuhan dalam perjalan hidupnya, tetapi bila kita hidup menderita, berkesusahan, barulah kita ingat akan Dia, dengan bergegas mengambil air wudhu, menghadap kiblat dan meaksanakan shalat untuk memohon pada Tuhan akan peningkatan taraf hidupnya, untuk tambahan penghasilannya, rejekinya, untuk mendapatkan jodoh dan lain sebagainya... Dan bila Tuhan telah mengabulkannya, kita kembali lari menjauh dari Tuhan, malah lebih parahnya lagi, kita malah berbuat maksiat, tidak amanah, dan kembali mengagungkan diri sendiri pada orang lain tanpa malu pada Tuhan yang telah menciptakan kehidupan kita!! Angkuh dengan berbuat sekehendak diri kita sendiri. Sungguh Tuhan tidak menyukai tindakan kita yang berlebihan, sehingga TUhan murka dan memberi kan ujian pada diri kita, memberikan musibah pada kita untuk menguji keimanan kita, untuk menguji kemampuan kita dalam mempertahankan hidup, menguji kita dalam bersikap syukur..... Sungguh bohong bila ada orang yang mengatakan bahwa aku hidup kaya adalah karena kemampuanku dalam segala hal, karena prestasiku dalam bekerja, karena kemampuan otakku yang cemerlan. Yang betul adalah semua itu karena TUHAN memberikan kita hidup untuk dipergunakan dengan keimanan, beribadah pada TUHAN. Maka lakukanlah dan laksanakanlah hidup ini sebagai sarana ibadah pada Sang Pencipta dengan penuh keikhlasan. Sungguh akan terasa sangat beda bila kita berjalan di muka bumi ini adalah untuk beribadah, dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan serta rasa bersyukur. Maka apa yang kita usahakan, apa yang kita jalani akan membawa berkah.....
Kita bekerja bukan semata untuk mendapatkan imbalan dari apa yang kita kerjakan, tetapi kita bekerja untuk beribadah kepada Sang Pencipta, karena memberi makan anak istri adalah suatu bentuk ibadah kepada Sang Pencipta. Itu hanya salah satu contoh dari sekian banyak bentuk rasa syukur kita pada Tuhan.
Semoga apa yang kita usahakan dan apa yang kita kerjakan bila dibarengi dengan keikhlasan akan membuahkan hasil. Amiin.....

1 comment: